arieswidiyoko

This WordPress.com site is the cat’s pajamas

belajar simpus

7 Komentar

 

1

Sejarah dan Definisi Puskesmas

 

  1. A.   Sejarah Perkembangan Puskesmas

Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan rapat  KERJA NASIONAL  ( Rakernas ) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan seperti : BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan  kesehatan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama   PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT  ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu dibedakan menjadi 4 macam  :

  1. Puskesmas tingkat Desa
  2. Puskesmas tingkat Kecamatan
  3. Puskesmas tingkat Kawedanan
  4. Puskesmas tingkat Kabupaten

Pada Rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori :

  1. Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh
  2. Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh
  3. Puskesmas tipe C dipimpin oleh paramedik

Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan rakerkesnas dirasakan pembagian puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena puskasmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin dokter secara penuh atau sama sekali tidak ada tenaga dokternya, sehingga Dirasakan sulit untuk mengembangkannya. Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan dengan jumlah penduduk 30 000  sampai 50 000  jiwa orang penduduk. Konsep wilayah kerja puskasmas ini dipertahankan  sampai akhir Pelita tahap II  tahun 1979. dan ini lebih dikenal dengan nama KONSEP WILAYAH

Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan dikeluarkannya INPRES Kesehatan No 5  Th 1974, Nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menempatkan tenaga dokter diseluruh pelosok tanah air maka sejak Pelita III maka konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah yang mempunyai jumlah penduduk 30.000 jiwa.

Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah penduduk 30.000 jiwa.  Dan untuk mengkoordinasi kegiatan –kegiatan yang berada di suatu kecamatan maka salah satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesmas pembantu yang dikenal sampai sekarang.

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan diwilayah kerjanya walaupun wilayah kerjanya itu mempunyai lokasi yang berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan azas inilah puskesmas dituntut untuk mengutamakan pencegahan penyakit. Dengan demikian puskesmas dituntut secara aktif terjun kemasyarakat dan bukan puskesmas menunggu kunjungan masyarakat saja.

Wilayah kerja puskesmas bisa didasarkan dari : area kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas wilayah, keadaan goegrafi dan keadaan infra struktur lainnya yang bisa untuk pertimbangan untuk pembagian wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagiaan wilayah puskesmas ditetapkan oleh BUPATI KEPALA DAERAH.

Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa hanya satu kelurahan, sedangkan puskesmas di ibu kota kecamatan  bisa sebagai tempat pelayanan rujukan dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Luas wilayah yang masih dianggap efektif mempunyai ratio 5 km sedangkan luas wilayah yang dipandang optimal mempunyai ratio / jari wilayah  3 km

Dimana program kerjanya telah terlihat dan mencapai hasil yang cukup baik, antara lain :

  1. Angka Kematian Ibu(AKI) menurut SKRT tahun 1995 mencapai 373 turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup(SDKI’97)
  2. Angka Kematian Bayi(AKB) mencapai 60 menurut susenas tahun 1995 turun menjadi 51/1000 kelahiran hidup(susenas’01)
  3. Usia Harapan Hidup(UHH) rata-rata 40 tahun (1970) menjadi 65 tahun(2000).

Sebagai sarana pelayanan dan penyelenggaraan program kesehatan sampai saat ini telah tercatat jumlah puskesmas yang ada di indonesia,yaitu :

  1. Jumlah Puskesmas : 7277 unit
  2. Puskesmas dengan fasilitas rawat inap : 1818 unit
  3. Puskesmas pembantu : 21587 unit
  4. Fasilitas puskesmas keliling : 5084 unit

 

 

 

 

  1. B.   Definisi Puskesmas
    1. Dr AZRUL AZWAR, MPH  (   1990  )

Pusat Kesehatan Masyarakat  : adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.

  1. DEPARTEMEN KESEHATAN   RI  1981

Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas )  adalah : suatu kesatuan organisasi Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok

  1. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987

Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Puskesmas adalah : suatu unit organisasi fungsional yang secara profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu.

  1. Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004

Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

  1. Departemen Kesehatan RI 1991

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

 

  1. C.   Visi, Misi, Tujuan, dan Fungsi puskesmas
    1. 1.   Visi : Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat 2010.

Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

  1. Misi
    1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
    2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
    3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.
    4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
    5. Tujuan

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

  1. Fungsi Puskesmas
    1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan.

Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu :

1)  Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.

2)  Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

3)  Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

  1. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :

1)  Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

2)  Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.

3)  Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

  1. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :

1)  Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)

2)  Pelayanan kesehatan perorangan(private goods)

 

 

 

 

 

 

  1. D.   Latihan Soal
    1. Apakah pengaruh sebuah sistem terhadap informasi  manajemen?
    2. Jelaskan pengertian informasi ?
    3. Pada tahun berapa konsep Puskesmas dibahas?
    4. Berikan contoh konsep pelayanan kesehatan sebelum dibentuk Puskesmas
    5. Apa yang dimaksud Konsep Wilayah?
    6. Berdasarkan apa pembagian wilayah kerja Puskesmas ?
    7. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan strata pertama?
    8. Jelaskan definisi Puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI 1991?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Pengorganisasian Puskesmas

 

 

  1. A.   Organisasi Puskesmas.

Sebagai salah satu organisasi kesehatan yang fungsional, Puskesmas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu :

  1. Sistem Kesehatan Nasional, yaitu sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama.
  2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten atau kota.
  3. Sistem Pemerintah Daerah, yaitu sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang merupakan unit struktural pemerintah daerah kabupaten atau kota.
  4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu sebagai mitra pelayanan kesehatan swasta starta pertama.
  5. Sebagai pembina pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat.

 

 

 

  1. B.   Struktur Organisasi Puskesmas.

Menurut Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti.

 

Adapun faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi Puskesmas adalah :

  1. Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara pimpinan dengan pegawai Puskesmas.
  2. Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara keseluruhan maupun unit-unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi Puskesmas.
  3. Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan teknologi oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas. Pada layanan kesehatan dengan menggunakan  teknologi tinggi akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding dengan pelayanan kesehatan dasar.
  4. Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
  5. Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi Puskesmas.
  6. Pegawai dan stakeholder dalam organisasi Puskesmas. Kemampuan dan cara berfikir para pegawai dan  stakeholder Puskesmas serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi Puskesmas. Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas dalam pembuatan keputusan akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan diantara unit-unit kerja fungsional.(Endang S.2011)

Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada :

  1. Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004),menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut :
    1. Kepala Puskesmas,yaitu  seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat. Struktur tergantung jenis kegiatan dan beban kerja.
    2. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam mengelola :

1)     Data dan informasi

2)     Perencanaan dan penilaian

3)     Keuangan

4)     Umum dan kepegawaian

  1. Unit pelaksana teknis fungsional yaitu

1)     Staf teknis untuk upaya kesehatan perorangan dan

2)     Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan UKBM(Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat)

  1. Jaringan pelayanan, meliputi :

1)     Puskesmas pembantu

Adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan bersifat menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan puskesmas yang ruang lingkupnya lebih kecil. Pustu secara umum melaksanakan pelayanan di bawah puskesmas induk dengan wilayah kerja antara 2-3 desa. Sasaran pelayanan kesehatan sekitar 2500 jiwa(untuk luar jawa), dan 10.000 jiwa (untuk p.jawa dan bali)

2)     Puskesmas keliling

Adalah salah satu kegiatan puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan memberikan pelayanan di daerah terpencil. Kegiatan pusling, yaitu :

a)     Melakukan penyelidikan kejadian luar biasa(KLB)

b)     Sebagai alat transportasi penderita untuk rujukan.

c)     Melakukan penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual.

3)     Bidan di Desa/komunitas.

Adalah salah satu kegiatan pelayanan kesehatan maupun penyuluhan di desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk oleh Puskesmas Induk.

4)     Posyandu

Merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.

 

 

Tujuan Posyandu :

  • mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.
  • Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
  • Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

Sasaran Posyandu :

  • Ibu hamil berisiko tinggi
  • Ibu menyusui
  • Bayi
  • Balita
  • Pasangan Usia Subur (PUS)

Pelaksanaan Posyandu

Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader kesehatan desa bersama Kepala Desa dan LKMD (seksi KB – Kesehatan dan PKK) dengan bimbingan Tim Pembina LKMD Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader-kader terlatih di bidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan Tim Pembina LKMD tingkat Kecamatan.
Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutamaiIbu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita serta Pasangan Usia Subur (PUS).Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT/RW atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat.

Susunan struktur dapat dilihat pada bagan 2.1 berikut :

Bagan 2.1

Model struktur organisasi Puskesmas Berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004

Badan Penyantun Puskesmas

(BPP)

Kepala

Tata Usaha

Kepala Puskesmas

  • Data dan informasi
  • Perencanaan dan penilaian
  • Keuangan
  • Umum dan Kepegawaian

 

Upaya Kesehatan Masyarakat

Unit Kesehatan Perorangan

Unit Puskesmas Pembantu

Unit Puskesmas Keliling

Unit Bidan di Desa/Komunitas

Kepala

Tata Usaha

  • Data dan informasi
  • Perencanaan dan penilaian
  • Keuangan
  • Umum dan Kepegawaian

 

Badan Penyantun Puskesmas

(BPP)

Kepala Puskesmas

Kepala

Tata Usaha

  • Data dan informasi
  • Perencanaan dan penilaian
  • Keuangan
  • Umum dan Kepegawaian

 

Upaya Kesehatan Masyarakat

Badan Penyantun Puskesmas

(BPP)

Kepala Puskesmas

Kepala

Tata Usaha

  • Data dan informasi
  • Perencanaan dan penilaian
  • Keuangan
  • Umum dan Kepegawaian

 

Unit Puskesmas Pembantu

Unit Puskesmas Keliling

Unit Bidan di Desa/Komunitas

Unit Kesehatan Perorangan

Upaya Kesehatan Masyarakat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ket :

—– : garis koordinasi dan konsultasi                      : garis komando

 

 

  1. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.23 tahun 1994, menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas terdiri atas :
  2. Kepala Puskesmas
  3. Tata Usaha yang membidangi Administrasi Umum, Pencatatan dan Pelaporan, Bendahara, Pengemudi, dan Penjaga.
  4. Unit-unit fungsional yang dikelompokkan ke dalam 7 unit,yaitu :

1)     Unit 1          : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

2)     Unit 2          : Peningkatan dan Kesejahteraan Keluarga.

3)     Unit 3          : Pemulihan Kesehatan dan Rujukan.

4)     Unit 4          : Kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat(PSM)

5)     Unit 5          : Perawatan(untuk Puskesmas dengan tempat perawatan)

6)     Unit 6          : Penunjang, dan

7)     Unit 7          : Pelaksana Khusus.

Susunan struktur dapat dilihat pada bagan 2.2 berikut :

 

 

 

 

 

Bagan 2.2

Model struktur organisasi Puskesmas Berdasarkan

Keputusan Menteri Dalam Negeri No.23 tahun 1994

Kepala

Tata Usaha

Kepala Puskesmas

Unit 2

Peningkatan & Kesejahteraan Keluarga

Unit 3

Pemulihan Kesehatan & Rujukan

Kepala

Tata Usaha

Kepala Puskesmas

Kepala

Tata Usaha

Unit 4

Kesehatan lingkungan, Penyuluhan & PSM

Kepala Puskesmas

Kepala

Tata Usaha

  • Adm.Umum
  • Pencatatan & Pelaporan
  • Bendahara
  • Pengemudi
  • Penjaga

 

Unit 5*)

Perawatan

Unit 6

Penunjang

Unit 7

Pelaksana khusus

Unit 1

Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ket : *) : untuk Puskesmas dengan tempat perawatan(DTP)

 

Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai obyek dan subyek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas(BPP), yang menghimpun berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Secara kelembagaan BPP menjadi bagian dari struktur organisasi puskesmas, sebagai lembaga mitra Puskesmas yang berfungsi :

  1. Melayani pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan oleh Puskesmas(to serve)
  2. Memperjuangkan kepentingan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ooleh Puskesmas (to advocate) dan
  3. Melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja Puskesmas (to watch).
  4. Tata kerja puskesmas
    1. Melakukan koordinasi dengan kantor kecamatan.
    2. Bertanggungjawab kepada dinas kesehatan kabupaten/kota
    3. Bermitra dan menjalin kerjasama dengan sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya.
    4. Menjalin kerjasama dengan fasilitas rujukan.
    5. Melakukan koordinasi dengan lintas sektoral.
    6. Bermitra dengan masyarakat melalui BPP;organisasi yang menghimpun tokoh masyarakat yang peduli dengan kesehatan masyarakat.

 

  1. Upaya Kesehatan Puskesmas
    1. Upaya kesehatan wajib puskesmas
  • Upaya promosi kesehatan
  • Upaya kesehatan lingkungan
  • Upaya perbaikan gizi
  • Upaya pencegahan & pemberantasan penyakit menular
  • Upaya kesehatan ibu, anak dan KB
  • Upaya pengobatan dasar.
  1. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas.

Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan kemampuan puskesmas, atau pelaksanaan dilakukan oleh dinkes kab/kota. Dapat dilaksanakan jika upaya kesehatan wajib telah dilaksanakan secara optimal (target&mutu terpenuhi)

 

  1. C.   Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

  1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.
  2. Keluarga Berencana.
  3. Usaha Peningkatan Gizi.
  4. Kesehatan Lingkungan.
  5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
  6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan.
  7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
  8. Kesehatan Sekolah.
  9. Kesehatan Olahraga.

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

11. Kesehatan Kerja.

12. Kesehatan Gigi dan Mulut.

13. Kesehatan Jiwa.

14. Kesehatan Mata.

15. Laboratorium Sederhana.

16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.

17. Kesehatan Lanjut Usia.

18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

 

 

  1. D.   Azas Puskesmas
    1. Azas pertanggungjawaban wilayah.
      1. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
      2. Melakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
      3. Setiap kegiatan ditunjang dengan puskesmas pembantu, bidan di desa, dan puskesmas keliling.
      4. Azas pemberdayaan masyarakat.
        1. Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas.
        2. Potensi masyarakat perlu dihimpun melalui UKBM(upaya kesehatan bersumber daya masyarakat)
        3. Azas keterpaduan.

Setiap upaya/program kerja diselenggarakan secara terpadu, yang meliputi :

  1. Keterpaduan lintas program

Lokakarya mini bulanan

  1. Keterpaduan lintas sektoral

Lokakarya mini tribulan

  1. Azas rujukan

Definisi : suatau jaringan sistem pelayanan kesehatan yang mungkin penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu masalah  kesehatan masyarakat baik secara vertikal maupun horizontal

Tujuan Khusus

  1. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
  2. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif

Jenis rujukan dibedakan menjadi 2, yaitu :

  1. Rujukan Medik meliputi :
    1. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan , tindakan operatif (kasus)
    2. Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium (Pemeriksaan)
    3. mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau yang lebih ahli untuk pelayanan kesehatan (pengetahuan)

2. Rujukan Kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif, promotif (sarana,logistik,tenaga,operasional)yang meliputi :

a. Survei Epidemiologi dan pemberantasan penyakit

b. Pemberian pangan dalam kelaparan di suatu wilayah kerja

c. Penyidikan sebab-sebab keracunan, bantuan teknologi, dan penangan keracunan

d. Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan

Langkah-langkah dalam rujukan adalah :

  1. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu dan pos kesehatan, serta posyandu.
  2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan bagi pasien yang gawat darurat
  3. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan   kesehatan
  4. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai baik rujukan medik ataupun rujukan kesehatan
  5. Meningkatkan upaya dana sehat untuk menunjang pelayanan rujukan.

 

Gambar 2.1

Alur sistem rujukan puskesmas

  1. E.    Stratifikasi Puskesmas

Adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja Puskesmas, dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas sehingga dalam rangka fungsi  puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah.

  1. Tujuan Stratifikasi Puskesmas
  2. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri.
  3. Mendapatkan masukan untuk perencanaan puskesmas dalam waktu mendatang.
  4. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaan lebih lanjut.
    1. Pengelompokan Stratifikasi

Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3 :

  1. Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
  2. Strat II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)
  3. Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)
    1. Sasaran dari stratifikasi Puskesmas adalah :
    2. Puskesmas tingkat Kecamatan
    3. Puskesmas tingkat kelurahan ( Puskesmas pembantu )
    4. Unit-unit kesehatan lain
    5. Pembinaan peran serta masyarakat

 

  1. F.    Perencanaan Mikro  (Mikro Planing)
    1. Pengertian  Adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun dengan segala rincian/rencana tiap tahunnya.
    2. Tujuan  :
      1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas  selama 5 tahun

secara tertulis.

  1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas  tahunan sebagai

penjabaran dari rencana kerja 5 tahunan.

  1. Langah-langkah Penyusunan
  2. Identifikasi keadaan dan masalah, kegiatan yang yang dilakukan dalam tahap ini :

1)  Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun  daerah.

2)  Pengumpulan data yang mencakup ;

  • Data umum
  • Data wilayah
  • Data penduduk
  • Sumber daya puskesmas sarana dan prasarana fisik tenaga dana dan sumber daya masyarakat
  • Data status kesehatan
  • Data cakupan program

3)  Analisa Data

  • Analisa derajat kesehatan ; dimana, kapan, jumlah, adanya masalah.
  • Analisa kependudukan ( demografi penduduk )
  • Analisa pelayanan kesehatan ( input, proses, out put )
  • Analisa perilaku  : menggambarkan tentang sikap dan perilaku.

4)  Perumusan Masalah  : mengidentifikasi masalah yang dihadapi kemudian ditetapkan dan disepakati mrupakan sebagai masalah pada masyarakat.

5)  Penentuan prioritas masalah : dengan system

  • Delbecq  : secara musyawarah antar peserta / anggota puskesmas dengan saran dan nara sumber
  • Hanlon    : semua anggota bisa menyampaikan pendapat dengan cara memberikan nilai atau skor terhadap masalah.
  1. Penyusunan Rencana.

Perencanaan yang disusun berdasarkan preoritaas masalah yang disusun secara sistematis  dengan urutan sebagai berikut :

1)    Perumusan tujuan dan sasaran

2)    Perumusan kebijakan dan langkah-langkah

3)    Perumusan kegiatan

4)    Perumusan sumber daya.

  1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan ( Plan of Action )

2)     Penjadwalan meliputi :

  • Penentuan waktu
  • Penentuan lokasi dan sasaran
  • Pengorganisasian

3)     Pengalokasian sumber daya menliputi

  • Dana  : sumber dana ( besarnya), dan pemaanfaatannya
  • Jenis dan jumlah sarana yang dipergunakan
  • Jumlah tenaga yang diperlukan

4)     Pelaksanaan kegiatan yang meliputi :

  • Persiapan
  • Penggerakan dan pelaksanaan
  • Pengawasan, pengendalian, dan penilaian.

 

  1. G.   Latihan  Soal
    1. Jelaskan struktur organisasi Puskesmas?
    2. Sebutkan azas penyelenggaraan pelayanan Puskesmas?
    3. Apa yang dimaksud azas rujukan?jelaskan!
    4. Apa maksud dan tujuan Stratifikasi Puskesmas?
    5. Sebutkan tahap-tahap dalam penyusunan micro planing?

 

3

 

Konsep Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

 

  1. A.   Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas(SP2TP)

SP2TP adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas meliputi keadaan fisik, sarana, dan kegiatan pokok yang dilakukan  serta hasil  yang telah dicapai.

  1. Tujuan SP2TP
    1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakir
    2. Terlaksananya pelaporan data data secara teratur di berbagai jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
    3. Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai tingkat administrasi.
    4. Ruang Lingkup SP2TP
      1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling
      2. Pencatatan dan pelaporan mencakup :

1)     Data umum dan demografi  wilayah kerja puskesmas.

2)     Data  ketenagaan di puskesmas.

3)     Data sarana yang dimiliki puskesmas.

4)     Data kegiatan pokok puskesmas baik dalam / luar  gedung.

  1. Pelaksanaan
  2. Pencatatan dengan menggunakan  format Buku register :
  • Rawat jalan dan rawat inap
  • Penimbangan
  • Kohort ibu / anak
  • Persalinan.  Laboratorium
  • Penyakit menular , imunisasi dll
  1. Jenis Pelaporan

Laporan bulanan antara lain :

* rawat jalan dan rawat inap

* penimbangan

* kohort ibu dan anak

* persalianan

* Laboratorium

* pengamatan penyakit menular

* imunisasi

* PKM

* Kartu indek penyakit

* sensus harian penyakit dll

  1. B.   Pemanfaatan SP2TP
    1. Untuk memenuhi administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam tingkat pembinaan, perencanaan, dan penetapan kebijaksanaan.
    2. Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas melalui :

a. Perencanaan, ( perencanaan mikro )

b. Penggerakan dan pelaksanaan ( lokakarya mini puskesmas)

c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian(stratifikasi)

 

Puskesmas sebagai salah satu institusi pelayanan umum dalam bidang penyelenggaraan kesehatan. Dalam hal interaksi pelayanan tentunya berhubungan dengan beberapa elemen intern ataupun ekstern diantaranya adalah : pasien/klien, karyawan/pegawai, Dinas kesehatan, instansi terkait lainnya.

SP2TP adalah kegiatan pengumpulan, pencatatan dan pengolahan data hasil dari pelayanan di puskesmas, dan membuat laporan ke DKK sesuai periode waktu yang telah ditentukan.

Permasalahan dalam Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas(SP2TP) adalah masih berlakunya pencatatan secara manual hasil pelayanan di buku register induk sehingga menyebabkan beberapa hal diantaranya :

  1. Data-data dikerjakan secara manual oleh petugas.
  2. Pengisian form dan buku register terlalu banyak(rumit), seringnya terjadi duplikasi (pengulangan) data yang sama.
  3. Kesulitan pencarian data lama.
  4. Loka karya mini Puskesmas

Adalah upaya untuk menggalangkerja sama tim untukpenggerakan dan pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas sesua dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan.

Tujuan Loka karya mini Puskesmas

  • Terlaksananya penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka pembangunan manajemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembatan rencana kerja harian.
  • Terlaksananya penanggulangan kerja sama lintas sektoral dalam pembinaan peran serta masyarakat.
  • Terlaksananya kerja sama rapat bulanan dan tribulanan sebagai tindak lanjut penggalangan kerja sama tim puskesmas.

 

 

 

 

  1. C.   Jenis Laporan SP2TP
    1. LB1

Data kesakitan, termasuk STP berbasis puskesmas

  1. LB2 data kematian
  2. LB3 data gizi,KIA,KB,imunisasi termasuk surveillan campak
  3. LB4 data obat obatan
  4. LT1 laporan PWS/pemantauan wilayah setempat
  5. LT2 kepegawaian
  6. LT3 peralatan

 

  1. D.   Sistem Informasi Manajemen Puskesmas(SIMPUS)

Penyelenggaraan layanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas merupakan kegiatan yang membutuhkan proses pencatatan dan pengolahan data yang cukup kompleks. Dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional Puskesmas mulai dari pengolaha data registrasi pasien, data rekam medis pasien, farmasi, keuangan, hingga berbagai laporan bulanan, tribulan, dan tahunan.(Ahyar.2011)

Sebagai bahan evaluasi tentunya sistem yang berjalan perlu adanya perubahan sistem yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya membangun sistem informasi manajemen puskesmas(SIMPUS) secara terpadu dan handal.

Simpus adalah program aplikasi komputer yang merupakan perangkat yang berfungsi untuk mencatat(input), mengolah(proses), dan melaporkan(output) seluruh data-data di puskesmas. Pengertian lain SIMPUS adalah suatu perangkat lunak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan puskesmas dalam mengelola data-data yang dimiliki.

Alasan mengapa harus membangun SIMPUS :

  • Bisa digunakan untuk mencari data pasien.
  • Dapat menghasilkan laporan sesuai dengan kebutuhan.
  • Dapat mendukung keputusan dengan melihat hasil laporan maupun data yang telah diolah.
  • Dengan interface yang disesuaikan dengan kebutuhan sehingga mudah digunakan.
  • Fungsi operasi output dan input dapat dipelajari dengan waktu yang tidak lama.

Dalam implementasinya SIMPUS terdiri dari beberapa sub sistem sebagai berikut :

  1. Registrasi Pasien.

Registrasi merupakan sub-sistem yang menangani data registrasi kunjungan pasien, baik kunjungan pada pemeriksaan poli umum/ gigi/ gizi/ KIA/ imunisasi/KB. Kegiatannya meliputi :

  1. Pengolahan data pasien.
  2. Pengolahan data registrasi kunjungan pasien, terdapat beberapa macam klasifikasi registrasi, yaitu : pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kunjungan gizi, kunjungan imunisasi, kegiatan KIA, kegiatan KB, pemeriksaan Laboratorium.
  3. Pemeriksaan atau Pemberian Tindakan Medis

Sub-sistem ini menangani data yang terkait dengan kegiatan pemeriksaan atau pemberian tindakan terhadap pasien oleh tenaga kesehatan. Kegiatannya meliputi :

  1. Pengolahan data kondisi pasien
  2. Pengolahan data anamnesis
  3. Pengolahan data diagnosis
  4. Pengolahan data terapi
  5. Pengolahan data pemeriksaan/tindakan medis/penggunaan Lab.
  6. Pengolahan data obat(resep)
  7. Pengolahan data rujukan
  8. Farmasi

Merupakan sub sistem yang menangani data tentang obat. Kegiatannya meliputi :

  1. Pengolahan data master obat
  2. Pengolahan data stok obat
  3. Pengolahan data persediaan obat
  4. Pengolahan data pelayanan/pemberian resep pasien
  5. Pemantauan Data Register

Merupakan pemantauan data yang terjadi secara harian atau bulanan. Kegiatannya meliputi :

  1. Register pemeriksaan umum
  2. Register pemeriksaan gigi
  3. Register pemeriksaan gizi
  4. Register pemeriksaan imunisasi
  5. Register pemeriksaan KIA
  6. Register pemeriksaan KB
  7. Laporan

Merupakan sub sistem yang fungsinya membuat laporan atau rekapitulasi. Laporan ini meliput:

  1. LB
  • LB1 à rekapitulasi kasus penyakit
  • LP2 à LPLPO (laporan pemakaian dan lembar permintaan obat)
  1. Laporan manajemen
  • Laporan kunjungan pasien
  • Laporan 10 besar penyakit
  • Laporan penggunaan obat
  • Laporan tindakan medis
  • Laporan metode pembayaran pasien
  • Laporan billing

 

  1. Pemetaan

Pemetaan wilayah meliputi kunjungan pasien, penyakit terbanyak, penggunaan obat, riwayat KLB dan lainnya.

 

  1. E.    Latihan Soal
    1. Jelaskan maksud dan tujuan dibuatnya SP2TP?
    2. Bagaimana pemanfaatan SP2TP dalam menunjang pelayanan di Puskesmas?
    3. Apakah tujuan dikembangkannya SIMPUS?
    4. Sebutkan sub sistem dalam pengembangan SIMPUS?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

 Pengembangan SIMPUS

 

  1. A.   Implementasi SIMPUS

Pengembangan Simpus adalah proses pengolahan dari semua data dasar di puskesmas dan diharapkan bisa menggantikan SP2TP. Didukung dengan perkembangan teknologi informasi Simpus bisa dikembangkan menjadi sebuah perangkat lunak (software).

Saat ini sudah banyak dikembangkan Simpus berbasis WEB atau Dekstop, dimana fungsinya adalah mengolah data dasar Puskesmas dari sehingga sistem pelaporan ke Dinas Kesehatan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya dan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.

Pada bab ini akan dibahas sedikit tentang bagaimana pengembangan SP2TP menjadi Simpus, dengan tujuan akan menghasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat.

Persiapan dalam implementasi simpus dapat dilakukan,melalui :

  1. Membentuk tim informasi puskesmas yang bertanggung jawab terhadap input data dan back up data yang sudah dimasukkan ke dalam program.
  2. Melakukan pendataan dasar untuk wilayah kerja puskesmas;data dasar yaitu data informasi puskesmas, data lokasi pelayanan kesehatan, data desa dan dusun, data petugas, data pekerjaan, dan data jenis pasien.
  3. Melakukan alur data secara manual; melakukan uji coba terlebih dahulu dengan cara manual sebelum memakai sistem komputerisasi.
  4. Sosialisasi data-data dasar puskesmas ke semua staf yang terkait.
  5. Melakukan uji coba penanganan data dari manual ke komputer.
  6. Melakukan pengolahan data dengan komputer apabila program telah berjalan dengan lancar.

 

  1. B.   Tahap Pengolahan Data SIMPUS

Tahap awal yang dilakukan adalah :

  1. Input data dasar puskesmas ke dalam database SIMPUS,yaitu data puskesmas, tempat pemeriksaan dan petugas puskesmas, data desa dan dusun, data variabel pasien, dan data tarif.
  2. Input jenis data untuk pelaporan
  3. Register harian à untuk laporan LB1(laporan bulanan)
  4. Penerimaan obat à untuk laporan LPLPO(laporan penerimaan dan laporan penggunaan obat)
  5. Distribusi obat à untuk laporan STP
    1. Input untuk rekapitulasi data
      1. Cakupan pasien
      2. Kelompok diagnosis
      3. Diagnosis
      4. 20 besar penyakit
      5. Pemakaian obat
      6. Tabel harian obat
      7. Pendapatan
      8. Penerimaan obat
      9. Laporan LB1
      10. Filter data per-desa, Dalam wilayah, luar wilayah, dan Semua wilayah.
      11. Meliputi semua kasus; kasus lama, kasus baru, dan kunjungan kasus.
        1. Laporan LPLPO
        2. Registrasi pasien,yaitu data penggunaan obat yang akan menampilkan arus penggunaan obat dalam rentang waktu tertentu.
        3. Data penerimaan obat digunakan untuk mengkonversi stok yang akan merubah stok.
        4. Data tabel obat untuk stok awal dari masing-masing obat,yaitu akhir dari suatu bulan periode pelaporan menjadi stok awal bulan berikutnya.

 

  1. C.   Kelebihan dan Kelemahan SIMPUS
    1. Kelebihan Penggunaan SIMPUS
    2. Mudah untuk mencari data yang berkaitan dengan pasien, laporan bulanan, data penyakit, dan data obat.
    3. Data bisa di print out(hardcopy) sesuai tingkat kebutuhan.
    4. Tingkat akurasi, validitas data lebih baik.
    5. Mudah implementasinya/dipelajari
    6. Dapat mengontrol laporan wabah secara cepat dengan membuka LB1
    7. Mudah mencari pasien baru atau lama, apakah dalam wilayah atau luar wilayah.
    8. Membuat laporan lebih mudah dan cepat tanpa membuka buku register induk.
      1. Kekurangan Penggunaan SIMPUS
        1. Masih banyak yang bersifat single user.
        2. PC/komputer diminimalkan penggunaannya untuk aplikasi atau program lain.
        3. Rawan terhadap gangguan software (virus)
        4. Jika terjadi mati lampu program bisa crash

 

 

 

  1. D.   Perancangan Sistem Pada SIMPUS

Beberapa hal dan metode dipakai dalam merancang sistem, termasuk desain sistem, desain teknologi dan spesifikasi yang akan digunakan sangat menentukan sistem tersebut. Berikut contoh perancangan sistem SIMPUS.

  1. 1.     Desain sistem
    1. a.    Tabel

–     Tabel Pasien

–     Tabel Penyakit

–     Tabel Obat

–     Tabel Kecamatan, Desa

  1. b.    Input

–     Register Harian Pasien

–     Penerimaan Obat

–     Pengeluaran Obat

–     Stok Obat Bulanan

  1. c.    Laporan

–     Query Register Harian

–     Query Penyakit

–     Query Obat

–     Rekap (bulanan, harian, mingguan) pasien per jenis dan golongan umur

–     Rekap Penyakit

–     Rekap Obat

–     Data Kesakitan (LB1)

–     LPLPO

  1. 2.     Desain teknologi

Spesifikasi hardware dapat disesuaikan dengan kebutuhan;

  1. SIMPUS versi Desktop

Spesifikasi teknologi yang dibutuhkan :

  • Platform Under Windows
  • OS Windows
  • Pemrograman Visual Basic untuk interface
  • Database MySQL
  1. b.    SIMPUS versi Web (Web Based)

Spesifikasi teknologi yang dibutuhkan :

  • Platform Open Source
  • OS (Linux/Windows)
  • Pemrograman PHP untuk interface
  • Database MySQL

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Isi

 

Halaman Judul

Kata Pengantar

Bab 1 Sejarah dan Definisi Puskesmas

  1. Perkembangan Puskesmas                                                  1
  2. Definisi Puskesmas                                                             5
  3. Visi,Misi dan Tujuan Puskesmas                                        6
  4. Latihan Soal                                                                        9

Bab 2 Pengorganisasian Puskesmas

  1. Organisasi Puskesmas                                                         10
  2. Struktur Organisasi Puskesmas                                           11
  3. Azas Penyelenggaraan Puskesmas                                      18
  4. Stratifikasi Puskesmas                                                        21
  5. Perencanaan Mikro                                                              23
  6. F.    Latihan soal                                                                         25

 

Bab 3 Konsep Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas

  1. SP2TP                                                                                 26
  2. Pemanfaatan SP2TP                                                           28
  3. SIMPUS                                                                             29
  4. Latihan Soal                                                                        33

 

Bab 4 Pengembangan SIMPUS

  1. Implementasi SIMPUS                                                       34
  2. Tahap Pengolahan SIMPUS                                               35
  3. Kelebihan Dan Kelemahan SIMPUS                                 37
  4. Spesifikasi Teknologi SIMPUS                                          38

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

 

Endang S.S.2009.”Manajemen Kesehatan(Teori dan Praktik di Puskesmas)”.Surakarta.

http://galeri.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/microsoft-word-buku-manajemen-kesehatan-revisi-dr.endang-sutisna.pdf (tgl.akses 16 agustus 2012)

 

Retno I.”Puskesmas”.Surabaya:Unair(Program S1 NERS)

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Puskesmas.pdf (tgl.akses 10 Agustus 2012)

 

Kepmenkes No.128.2004.”Kebijakan Dasar Puskesmas”.Jakarta

 

Martuti.”Sistem Informasi Manajemen Puskesmas”Jakarta

http://www.p3skk.litbang.depkes.go.id/download/martuti.ppt

(tgl.akses 10 Agustus 2012)

 

Ahyar W.2011.”Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas(SIMPUS)”.Jakarta:UI (Program Magister Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan)

http://www.fik.ui.ac.id (tgl.akses 10 Agustus 2012)

 

____________.2010.”PUSKESMAS”.Malang:Student blog UMM

http://ushai.student.umm.ac.id/files/2010/08/ar_PUSKESMAS_07.ppt  (tgl.akses 16 Agustus 2012)

 

____________.2010.”Konsep SP2TP Terbaru”.Jakarta:

http://staff.blog.ui.ac.id/r-suti/files/2010/04/sik4_sp2tp_a.pdf  (tgl.akses 11 Agustus 2012)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biografi Penulis

 

 

 

Aries Widiyoko, lahir di Pacitan,21 Januari 1981 menyelesaikan pendidikan D3 Perekam Medis di APIKES Citra Medika lulus tahun 2005 dan melanjutkan studi S1-sistem informasi di STMIK Duta Bangsa Surakarta.

Saat ini masih aktif sebagai staff rekam medis bagian Pelaporan Rumah Sakit di RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Dosen rekam medis di APIKES Citra Medika Surakarta, sebagai pengelola Group Komunitas Rekam Medis, dan Pendiri Study Club Medical Record and Health Informatica.

Untuk mendukung proses pembelajaran sampai saat ini telah menyusun modul PSRK I (alur dan prosedur rekam medis II), buku Pengantar Statistik RS, Pengantar SIMPUS, dan Ergonomi. Semoga dengan adanya buku tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi profesi rekam medis.

 

Contact person :

HP : 085647278926

Email: www.arieswidiyoko@ymail.com

 

 

…Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil…(mario teguh inspiration)

 

 

 

Contact person :

HP : 085647278926

Email: www.arieswidiyoko@ymail.com

Penulis: arieswidiyoko

Sebatas bertukar ilmu, saling berbagi kebaikan... semoga bermanfaat grow with learning

7 thoughts on “belajar simpus

  1. Ping-balik: Definisi Puskesmas « axbarif

  2. Ping-balik: Pengorganisasian Puskesmas « axbarif

  3. Ping-balik: Kegiatan pokok, Azas, Stratifikasi, Perencanaan mikro puskesmas « axbarif

  4. Ping-balik: Konsep Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas « axbarif

  5. Ping-balik: Pengembangan SIMPUS « axbarif

  6. Ping-balik: Pengorganisasian Puskesmas | Siti Saydatu Syarifa Hakim

  7. saya minta info di atas mas, matur suwun

Tinggalkan komentar